Share
Tampilkan postingan dengan label Cerpen Cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen Cinta. Tampilkan semua postingan
9:51:00 PM

Gadis yang Membenci Hidupnya





"Ma, Yofan…"
"Cukup Yofan! Mama nggak mau denger lagi alasan kamu nolak Diandra. Ini amanah dari papa kamu sebelum meninggal."

10:00:00 PM

You're My Candle

Aku terbangun dari tidurku karena mendengar suara berisik. Ah,rasanya belum puas aku tidur. Aku mengusap-usap mataku yang sangat terasa berat untuk dibuka. Aku melihat jam dinding yang tergantung di dinding kamarku. Ternyata masih jam satu dini hari.
Telingaku sudah sering mendengar suara seperti itu. Suara cek-cok mulut yang terkadang disertai suara benda yang dibanting. Dan akupun tahu itu suara Papa dan Mamaku. Dua bulan terakhir ini mereka memang sering bertengkar. Tak jarang aku mendengar mamaku menuduh papaku berselingkuh. Sedangkan papaku tak tinggal diam saja. Papa menyebut mamaku istri durhaka.

9:58:00 PM

Selamat Tingga January

“Lo tahun baru mau kemana, Vir?” Tanya Rena padaku.
                “Entahlah. Mungkin Papaku ngajakin ke tempat bersalju untuk menghabiskan bulan pertama di tahun baru disana.” Jawabku singkat.
                Sesungguhnya aku malas mengikuti papaku untuk ke Eropa. Menghabiskan malam tahun baru di tempat dingin yang suhunya hanya beberapa derajat bahkan minus itu membosankan bagiku. Bagi gadis usia 18 tahun yang cinta fashion ini. Apalagi harus memakai baju tebal dan penutup kepala agar telingaku terlindung dari dingin ketika keluar rumah. Tapi kalau tidak ikut ke Eropa, aku akan kehilangan kesempatan belanja di sana.

9:55:00 PM

Cinta Yang Sama

                Aku terus memandangi hujan yang turun melalui jendela kamar yang tertutup oleh kaca. Jemariku menyentuh kaca itu. Terasa dingin di jariku. Padahal ini seharusnya sudah memasuki awal musim kemarau. Namun hujan berintensitas sedang masih sering turun.
                Ku dengar suara ponsel Wina berbunyi. Aku membalikkan badanku dan meraih ponsel tersebut. Ada satu pesan dari orang bernama Angga. Aku baca pesan itu. “Sore Wina, lagi apa? Jaga kesehatan ya, hujan masih sering turun walaupun seharusnya sudah memasuki musim kemarau. Jangan lupa minum vitamin C.” itulah pesan yang aku baca.
                “Ih, Rena curang. Ngapain coba baca-baca pesan gue.” Kata Wina seraya merebut ponselnya yang masih kupegang.

9:52:00 PM

Bidadari Surga

Semua orang tahu bahwa aku termasuk anak yang berbakti. Aku kuliah di sebuah PTN di kota. Orang tuaku tergolong orang yang mampu. Dalam artian mampu memenuhi semua kebutuhan dan keinginanku.
                Kehidupanku berjalan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya aku bertemu seseorang ketika aku menunggu bus di halte. Mungkin karena aku pulang terlalu malam jadi bus tidak ada yang melintas. Sampai berjam-jam aku menunggu bus. Tiba-tiba datang dua orang yang menghampiriku.
                “Mau kemana Non? Malam-malam kok sendirian. Ikut kami yuk.” Kata salah seorang tersebut.
                “Enggak Bang. Saya lagi nunggu bus.” Kataku tetap santai.
                Mereka mendekatiku dan mencoba menggangguku. Aku berteriak dan mencoba

9:50:00 PM

Andai Aku Jadi Imammu

Mereka selalu bilang kalau hidup itu hanya sekali, ngapain dibuat susah? Aku sealiran dengan mereka dalam menjalani hidupku. Aku membuat masa mudaku semenyenangkan mungkin. Mengekspresikan segala isi hati dan pikiranku.
Tapi orang tuaku selalu salah menilaiku. Mereka bilang aku tak beretika, salah pergaulan, dan bal.. bla.. bla. Tapi aku tak peduli apa yang mereka katakan. Asalkan uang saku tetep mengalir deras.

12:28:00 AM

Aku Yang Akan Jadi Cerminmu



Aku membuka mataku, namun rasanya berat sekali. Mungkin karena aku masih mengantuk. Iya, tadi malam aku pulang terlalu malam karena Anthony mengajakku ke rumahnya untuk dikenalkan kepada orang tuanya. Aku ingin memejamkan mataku lebih lama lagi. Namun ini hari Senin, aku harus sekolah.
                Aku segera beranjak dari kamarku dan segera menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi aku ke meja makan. Papa dan mamaku sudah menungguku disana. Aku segera menghabiskan sarapanku dan segera berangkat sekolah.

12:19:00 AM

Ujung Penantian


Siang itu dia hanya tidur malas-malasan di dalam kamarnya. Entah apa yang sedang dia pikirkan saat ini. Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Sehingga dia terlihat begitu gelisah. Padalah tak biasanya dia seperti itu. Yah, Kevin menang dikenal sebagai remaja yang selalu riang dan ramah terhadap siapapun. Tapi sikapnya kali ini tampak terlihat sangat berbeda.
                Akhirnya dia mengambil handphonenya yang tergeletak di atas bantal tempat tidurnya. Lalu dia menghubungi seseorang entah siapa. Dan dia berbicara dengan seseorang di seberang sana. “ Iya. Nanti aku jemput di rumah kamu jam tujuh ya. Jangan lupa jam tujuh. Iya, iya. Oh nggak usah aku jemput? Oke deh,” Itulah kata-katanya dengan seseorang melalui handphonenya.