Samar-samar terdengar suara isak
tangis dari balik dinding yang tak seberapa tinggi itu. Dinding itu adalah
sebuah pagar pembatas antara tempat parkir sekolah dan area luar sekolah. Di
salah satu bagian dinding itu terdapat sebuah pintu. Dibalik pintu itulah suara
isak tangis itu terdengar.
Perlahan-lahan Fandy mendekati pintu
itu. Kemudian ia menempelkan telinganya pada pintu dan mulai mendengarkan suara
isak itu.
“Ri… Apa itu kamu?” tanyanya dengan
suara pelan.
“Aku tau itu kamu, Fan. Tapi kali
ini kumohon jangan ganggu aku dulu. Aku pengen sendirian,” jawab si pemilik
isak tangis itu.