Share
9:23:00 PM

Aku Ini Apa?



Ada sebuah pertanyaan yang selalu aku tanyakan pada diriku sendiri. Dan ironisnya, aku masih terlalu bodoh untuk menjawab pertanyaan yang berkecamuk di pikiranku. “Siapa aku? Aku ini apa? Untuk apa aku ada di sini?” Entah sejak kapan pertanyaan itu muncul dan telah berapa lama aku mencari jawaban untuk pertanyaan itu.

Ada yang menyebut kaum kami ini adalah manusia, makhluk yang paling mulia. Paling mulia? Aku tak yakin dengan kalimat itu. Aku bahkan tak setuju. Pertanyaannya adalah “Jika aku tak setuju bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, maka akupun tak mulia.” Itu benar. Aku tak pernah merasa mulia. Bagaimana pantas dikatakan mulia jika aku masih sering melakukan kebohongan kecil? Bagaimana pantas dikatakan mulia jika makhluk yang katanya mulia di luar sana masih saling beradu argumen bahkan saling melukai dan membunuh? Mulia dari sisi mana?
Aku ini tak tahu apakah aku ini. Terkadang aku merasa bahwa aku ini hanya sebuah perwujudan dari tulang, daging dan darah yang akan dikerubuti lalat jika aku tak bergerak. Aku juga pernah berpikir bahwa aku ini seperti bulu yang berterbangan kesana-kemari tak tentu arah. Hanya menurut dengan angin yang ingin membawaku entah kemana. Terkadang aku berpikir bahwa aku ini seperti batu kecil di tengah jalan setapak. Terkadang melukis goresan luka di telapak kaki orang lain dengan keberadaanku. Terkadang orang menendangku karena ketidakbergunaanku ini.
Tapi aku bukan sampah yang tak bisa didaur ulang. Karena Tuhan tak pernah menciptakan manusia untuk menjadi sampah kecuali manusia itu sendiri menginginkan dirinya untuk menjadi sampah. Ada tujuan mulia Tuhan menciptakan jutaan ingsan. Karakter manusia memang berbeda. Bukankah akan lebih indah jika kita saling menggenggam tangan satu sama lain dan bersama dalam menemukan siapa dan untuk apa kita diciptakan?
Lihatlah Tuhan Yang Maha Kuasa, Dzat yang mampu menciptakan apapun yang ada di dunia. Kita adalah makhluk mulia jika kita berjalan pada jalan yang memang seharusnya kita berada. Terkadang di sebuah persimpangan kita sengaja berbelok ke jalan yang justru akan menyesatkan kita. Tapi apa? Kita tak sadar bahwa kita telah tersesat. Untuk apa Tuhan menciptakan kita sebagai teknologi yang tak pernah tertandingi oleh teknologi yang kita ciptakan? Tuhan tak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia.

0 komentar:

Posting Komentar

Share on :